LAPORAN PRAKTIK KERJA
INDUSTRI
OPERASI PENANGKAPAN
IKAN DENGAN
ALAT TANGKAP “ TUNA LONG
LINE”
PT. BANDAR NELAYAN
ANUGERAH
PELABUHAN BENOA
DENPASAR BALI
Disusun oleh :
NIS. 1011.1036
PEMERINTAH KABUPATEN
CIREBON
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI 1 MUNDU
CIREBON
2012
LEMBAR
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Judul : OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP
“LONG LINE”
Nama : Zaenal Mustofa
NIS : 1011.1036
Kompetensi Keahlian : NKPI
Kelas :
XII NKPI 1
Laporan ini telah disetujui
oleh :
Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Mundu Cirebon
Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd.
NIP.
19601023 198503 1 006
|
Pembimbing
Hj.
Elly Suneri, S. Pi
NIP.
19600817 198103 2 012
|
i
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun
panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya
akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini
sebagai salah satu kegiatan pasca Prakerin.
Dengan diadakannya Prakerin siswa
SMK Negeri 1 Mundu Cirebon telah memiliki keterampilan dalam bidang kelautan
sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja yang sebenarnya, sehingga diharapkan
para lulusan bukan hanya sebagai employer tetapi dapat menjadi seorang
enterpreneur dalam bidang perikanan.
Penyusun mengucapkan rasa terima
kasih kepada :
1. Bapak
Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd., selaku Kepala SMKN 1 Mundu Cirebon.
2. Bapak
Arief Setiyawan, S.Pi., selaku Wakasek Bidang Hubin.
3. Bapak
Suharta, S.Pi., selaku Ketua Pokja Prakerin.
4. Bapak
H. Bardianto, S.Pi., selaku Koordinator Kompetensi NKPI
5. Ibu
Hj. Elly Suneri, S.Pi selaku Pembimbing Pembuatan Laporan.
6. Bapak
Iyan Prada Pribowo selaku Pembimbing Lapangan.
7. Bapak
Radino selaku Nakhoda di tempat Penulis praktik.
Penyusun sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan berguna bagi kita semua.
Cirebon,
3 Oktober 2012
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang .................................................................................. 1
2.1
Tujuan
............................................................................................... 1
3.1
Batasan
Masalah................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Manajemen............................................................................. 2
2.2 Tinjauan Teknis..................................................................................... 2
2.3 Tinjauan Kajian finansial..................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Perencanaan......................................................................................... 5
3.2 Struktur Kapal..................................................................................... 6
3.3 Pengkoordinasian................................................................................. 7
3.4 Pelaksanaan.......................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 19
4.2 Saran..................................................................................................... 19
4.3 Riwayat Hidup (Otografi Penulis) ....................................................... 20
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuatan Laporan Hasil
Praktik Kerja Industri adalah salah satu tugas pasca prakerin yang wajib
diselesaikan taruna/i SMKN 1 Mundu Cirebon tepatnya setelah kegiatan Prakerin
di laksanakan. Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas pasca Praktik kerja
Industri yang telah di tetapkan oleh sekolah juga sebagai syarat pendaftaran
peserta Ujian Nasional.
1.2 Tujuan
Tujuan
pembuatan laporan ini adalah :
1. Tugas
pasca prakerin
2. Sebagai
syarat pendaftaran peserta Ujian Nasional.
Tujuan dari praktik ini adalah :
- Untuk mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap Tuna Long Line dan penanganan hasil tangkap ikan di daerah Pelabuhan Benoa Denpasar, Bali.
- Untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan Tuna Long Line di Pelabuhan Benoa Denpasar, Bali.
1.3 Batasan
Masalah
Aspek yang dibahas dalam penulisan laporan ini, adalah dibatasi pada :
1.
Kelayakan usaha penangkapan ikan ditinjau dari analisa
finansial yaitu melalui perhitungan rugi laba.
2. Pengoperasian alat tangkap Tuna Long Line
3. Keterampilan pengoperasian alat navigasi.
4. Penanganan hasil tangkap ikan di kapal
1
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Manajemen
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya, mulai dari prapoduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan ( UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan ).
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan diperairan yang tidak
dalam keadaan di budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpanan, mendinginkan,
menangani, mengolah dan atau mengawetkan ( UU No.31 Tahun 2004 tentang
Perikanan ).
Bila ditinjau dari sudut ekonomi dan sosialnya maka usaha perikanan di
Indonesia dewasa ini mempunyai dualitas. yakni :
a. Perikanan
rakyat atau artisanal fisheris, usaha
ini masih bersifat mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari ( Subtance type fisheris ).
b. Perikanan usaha
atau perikanan industri usaha ini sudah maju dan memiliki produktifitas yang
tinggi.
2.2 Tinjauan Teknis
Desain alat penangkap ikan
yang baik umumnya ditentukan oleh metoda, teknologi penangkapan, tujuan
penangkapan dan jumlah hasil tangkap yang diperoleh.
Dan hasil tangkapan merupakan barometer keberhasilan penangkapan. Bila hasil tangkapan menguntungkan dan sesuai
dengan yang diharapkan maka desain alat penangkap ikan dianggap baik.
a. Penurunan Alat Tangkap Tuna Long Line ( Setting )
Setting biasanya
dilakukan pada pagi hari sebelum atau pada saat matahari terbit dan kira-kira
pukul.07.00 sampai 13.00 waktu setempat atau ± 6 jam lamanya. Adapun setting
pada malam hari dimulai pukul.17.00 sampai dengan 23.00 dan hal ini jarang
terjadi. Pembuang umpan, pembuang tali
utama, pemasang snaph, standby, dan dinas
jaga di posisinya. Penurunan alat tangkap diawali dengan pembuangan Radio Buoy pertama yang
telah diaktifkan pemancar frekuensinya yang sebelumnya sudah di sambung dengan
tali utama menggunakan tali pelampung, kemudian setelah Radio Buoy hanyut maka tali utama akan terbawa. Umpan dipasang ke
pancing bersamaan dengan pembuangan tali utama hingga ke sambungan antara tali
utama sebelum selesainya pemasangan umpan pemasangan snaph harus segera selesai
terlebih dahulu agar umpan dibuang dalam keadaan tersambung dari tali
cabang ke tali utama. Kemudian kegiatan
ini dilakukan secara terus menerus hingga Radio
buoy terakhir.
2
b.
Waktu Tunggu ( Towing )
Selesainya setting kegiatan diisi dengan masa menunggu
selama ± 5 jam. Kegiatan masa menunggu yaitu perbaikan kusutan, perbaikan
rusaknya bagian tali cabang, dinas jaga bila kapal kembali ke tempat pembuangan
awal. Makan, istirahat bila tugas dan pekerjaan selesai.
c.
Penarikan Alat Tangkap Tuna Long Line ( Haulling )
Persiapkan
basket, pasang karung kedalam blong, dan alat bantu lainnya. Man hauller, 2 orang penggulung, jaga blong,
processer, icer, dan standby kusutan
bersiap di posisi masing-masing. Diawali dengan pencarian Radio Buoy oleh RDF. Setelah Radio
Buoy diangkat ke atas deck lepas dari tali pelampung dan disimpan, masukan
tali pelampung kedalam Line Hauler hingga tali utama naik kemudian masuk
kedalam blong lalu lepas tali pelampung dari tali utama, , Man Hauller mengendalikan Line Hauller memberi aba-aba tali cabang
naik dalam keadaan kosong atau adanya ikan. Bila tali cabang kosong akan segera
digulung ke dalam basket apabila ada ikan tali cabang akan segera disambung
oleh snaph cadangan yang tersambung dengan tali panjang dan terikat pada tiang Line Hauller. Lepaskan snaph dan ikan
selanjutnya dinaikan ke atas deck. Kegiatan ini dilakukan terus hingga selesai
d. Penanganan
Hasil Tangkap di Kapal.
Penanganan ikan tuna
-Setelah ikan di naikan ke atas deck kemudian ikan di
matikan dengan cara ditusuk kepalanya hingga terkena sarafnya dan mati, atau
dengan menggunakan kayu balok dengan cara memukulkannya di bagian kepala ikan.
-Setelah ikan benar-benar mati,barulah dilakukan
pembersihan isi perut dengan cara mengeluarkannya lewat lubang insang. Caranya
dengan mengiris bagian dalam insang hingga insang bisa di tarik,kemudian pada
bagian anus di sayat sedikit untuk memotong usus bagian dalam sehingga
memudahkan penarikan isi perut lewat lubang insang.
-Tahap selanjutnya yaitu membersihkan ikan dari sisa-sisa
darah dan kotoran yang lainnya dengan cara pencucian.
-Setelah ikan benar-benar bersih, ikan di bungkus plastik
lalu di masukan ke palkah berisi air dingin bersuhu 1,2 - 1,3o C.
Penanganan
ikan lainnya
-Untuk ikan selain tuna, penangannya cukup sederhana
yaitu setelah ikan di naikan ke atas deck,ikan lalu dimatikan dan dibersihkan
dari isi perut,insang dan kotoran kemudian langsung dimasukan kedalam palkah
freezer agar beku dan disusun dengan rapih.
3
2.3. Tinjauan Kajian Finansial
Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan
jangka panjang. Dewasa ini sudah banyak usahawan yang telah mencoba investasi
jangka pendek saja, namun ada pula
usahawan yang berpotensi untuk jangka panjang. Usaha tersebut biasanya membutuhkan
biaya yang cukup besar.
Menurut Siswanto Sutoyo ( 1998 ), pada umumnya studi
kelayakan mencakup aspek – aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi,
manajemen operasi proyek serta ekonomi dan keuangan.
Dalam analisa keuangan telah di kembangkan berbagai
kriteria antara lain net present value dari
benefit dan cost, internal rate of return, dan net benefit cost ratio. Setiap kriteria dipakai
untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek atau memberi urutan
berbagai usulan presentasi.
Perhitungan rugi laba adalah perhitungan yang membandingkan antara total.
pendapatan
atau penjualan hasil tangkapan yang diperoleh dalam periode tertentu dengan
biaya operasi penangkapan dalam periode tertentu. Dikatakan rugi apabila total
pendapatan lebih kecil dari pada biaya operasi penangkapan.
4
BAB III. PENYAJIAN
DAN PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan
Dalam setiap operasi penangkapan ikan khususnya dengan menggunakan alat
tangkap Long Line diperlukan adanya suatu perencanaan. Hal tersebut dikarenakan
salah satu faktor keberhasilan suatu operasi penangkapan ditentukan oleh
perencanaan sebelum dilaksanakannya operasi penangkapan. Tanpa perencanaan yang
baik dan matang maka akan banyak kendala yang dihadapi. Perencanaan yang
dilakukan meliputi persiapan di darat serta persiapan di laut.
Perencanaan
untuk operasi penangkapan Tuna Long Line secara lengkap adalah sebagai berikut :
- Perbekalan
Perbekalan yang disiapkan sebelum
kapal berangkat / tolak ke fishing ground
diantaranya adalah :
- Bahan Bakar Kapal (solar)
- Bahan Makanan (Konsumsi)
- Umpan
- Air Tawar
- Oli Pelumas
Adapun rincian biaya yang harus dikeluarkan dalam pengadaan
perbekalan ini antara lain :
Tabel
1. Rincian Perbekalan KM. Bina Hasil
Jaya 08
No
|
Jenis Pengeluaran
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Bahan Bakar
a. Solar 65.000 lt x @Rp 7.800
b. Oli 50 lt x @Rp 30.000
|
507.000.000
1.500.000
|
2.
|
Bahan Makanan
|
17.000.000
|
3.
|
Air tawar
|
6.000.000
|
4.
|
Surat-surat
kapal (perijinan)
|
500.000
|
5.
|
Perlengkapan
perbaikan alat tangkap
|
25.500.000
|
6
|
Umpan
a. Lemuru 400 pack x @Rp 70.000
b. Layang 400 pack x @Rp. 120.000
c.Bandeng 400 pack x @Rp. 150.000
|
28.000.000
48.000.000
60.000.000
|
Total Pengeluaran
|
693.500.000
|
5
b.
Persiapan
Persiapan yang dilakukan
berupa persiapan di darat (berupa penyiapan alat dan pengurusan perizinan) dan
persiapan dilaut (sebelum tiba di fishing ground).
c. Ploting Track
Pelayaran
Sebelum kapal bertolak idealnya
dibuat suatu track pelayaran / rencana pelayaran yang dilukiskan dalam sebuah
peta sebagai acuan pada saat kapal berlayar. Adapun track yang harus dibuat
yaitu mulai dari kapal tolak dari pelabuhan (fishing
base) sampai menuju fishing ground
kemudian kembali lagi ke pelabuhan asal dengan selamat dengan memperhatikan
beberapa faktor diantaranya yaitu kedalaman perairan, draft kapal, daerah fishing ground, daerah aman dari
navigasi, dll.
Untuk
pengoperasian alat tangkap long line,
fishing ground yang digunakaan
adalah :
1.Merupakan
laut lepas dan dalam.
2.Perairan
Bersih terhindar dari pencemaran.
3.Terdapat banyak ikan tuna, dilihat dari koreksi dan hasil tangkapan trip sebelumnya.
3.2
Pemilik Kapal
Apui
|
Nakhoda
Radino
|
Wakil Nakhoda
S Amat Saur
|
Wakil Boss Man
Alfian
|
Icer
Feri Setiawan
|
Wakil KKM
Nopana Tulende
|
KKM
M Fachrudin
|
Processer
Fajar Riyan D
|
Koki
Saefulloh
|
Boss Man
Mifta Farid
|
Crew
Dian Santosa
|
Crew
Fery F
|
Crew
Safudin
|
Crew
Zaenal M
|
Crew
Edwan S
|
6
3.3 Pengkoordinasian
Setiap
kapal yang akan berlayar harus dilengkapi dengan surat-surat dokumen kapal yang
lengkap. Koordinasi dengan lembaga terkait antara pihak kapal dengan Syahbandar
meliputi : Surat Ukur, Surat Kesempurnaan Kapal, Pas Tahunan, Surat Laik Laut,
Surat Ijin Berlayar. Dan koordinasi antara pihak kapal dengan Departemen
Kelautan dan Perikanan meliputI : Surat Ijin Usaha Penangkapan, Surat Ijin
Kapal Penangkapan Ikan, dan Surat Ijin Perikanan, Dan dokumen crew kapal
meliputi : Sijil Awak Kapal, Salinan PKL, Pas Kesehatan, Ankapin / SKK 60 mil
dll.
3.4 Pelaksanaan
Operasi penangkapan pada hakikatnya
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kendatipun kadang –
kadang terjadi perubahaan karena kondisi fishing
ground yang tidak sesuai dengan hasil sebelumnya. Pada kondisi fishing ground yang berubah, maka
nakhoda menentukan fishing ground yang baru setelah berkonsultasi melalui alat
komunikasi dengan stasion pengendali di darat dan juga setelah mendapat
informasi dari kapal lainnya yang sedang
beroperasi. Jika lokasi fishing ground sudah
didapatkan maka operasi penangkapan dimulai dan kemudian keberhasilan operasi
sangat ditentukan dari skill crew kapal dan desain alat tangkap yang di gunakan.
Sarana penangkapan yang digunakan selama praktek pada KM.Bina Hasil Jaya 08
adalah sebagai berikut :
a. Kapal Long Line (Long Liner)
Kapal yang digunakan
dalam pengoperasian alat tangkap Long Line adalah kapal mesin yang terbuat dari
kayu dan pada bagian bagian tertentu dilapisi oleh fiber. Kapal Long Line harus
memiliki syarat-syarat sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan.
Beberapa syarat Kapal Long
Line adalah sebagai berikut :
- Geladak harus dibuat berkisar 1 meter dari permukaan dek, baik lambung kiri ataupun kanan.
- Memiliki konstruksi kapal yang baik agar dapat stabil pada saat olah gerak kapal dan pengoperasian alat tangkap Tuna Long Line.
- Di Beri satu pintu yang dapat dibuka pada saat hauling atau disebut gang way Guna untuk memudahkan pengangkatan ikan ke atas deck.
Data-data Kapal yang penulis ikuti
Nama Kapal : KM. Bina Hasil Jaya 08
Kebangsaan : Indonesia
Jenis Kapal : Long Liner
Tonage : 85
GT
7
Tanda Selar : GT 85
No.986FP
2004GA
No.5318/Na
Tempat Pembuatan :
Bali
Bahan Kapal : Kayu, besi,
dan fiber
Main Engine ( M/E ) : MITSUBISHI
Kekuatan Mesin :
370 PK
Bahan Bakar : Solar
Kapasitas Palkah : 50 GT
Panjang :
24 meter
Lebar : 6 meter
Dalam : 3 meter
Berikut gambar kapal tampak samping :
Keterangan
gambar :
- Ruang Nahkoda
- Ruang Boss Man
- Ruang ABK
- Ruang alat tangkap
- Dapur
- Ruang KKM
- Tengki minyak
- Palkah (Umpan / es)
- Palkah ikan
- Palkah (Sayuran / perbekalan)
- Line hauler
8
Berikut gambar
kapal tampak atas :
Keterangan
gambar :
- Ruang Nahkoda
- Ruang Bos Man
- Ruang ABK
- Ruang alat tangkap
- Dapur
- Ruang KKM
- Tengki minyak
- Palkah (Umpan / es)
- Palkah ikan
- Palkah (Sayuran / perbekalan)
- Line hauler
a. Umpan
Berikut adalah syarat – syarat umpan,
diantaranya :
1. Ditinjau
dari segi teknis :
a) Terdiri
dari satu ikan utuh
b) Warna
kontras, mengkilat (hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan
tuna atau sejenisnya.
c) Panjang
antara 15 – 25 cm, lebar 2- 5 cm
d) Leher
kuat dan daging ulet
e) Mempunyai
bau segar yang menyolok.
2. Ditinjau
dari segi ekonomis :
a) Mudah
didapat dalam jumlah banyak
b) Harganya
murah
c)
Tahan
lama pengawetan denga cara pembekuan
9
Jenis
Umpan :
Selain itu, untuk memenuhi
keberhasilan dalam penangkapan, maka hal yang harus diperhatikan adalah jenis
umpan.
Jenis umpan yang sering dipakai
dalam alat tangkap long line, diantaranya:
a) Cumi
– cumi, merupakan jenis umpan tuna terbaik, namun harganya mahal dan jumlahnya
pun terbatas.
b) Sarden/lemuru
(sardinella longiceps), memiliki leher pendek dan kurang kuat.
c) Ikan
Bandeng (Chanos – Chanos), ikan ini memiliki warna yang kontras mengkilap
sehingga baik untuk umpan.
d) Ikan
Layang merupakan jenis umpan yang mempunyai leher kuat keras, sehingga tidak
mudah lepas dari mata pancing, namun sulit untuk pemasangan umpan pada mata
pancing saat beku dibandingkan dengan umpan lainnya.
.
Pemasangan Umpan
Pemasangan umpan pada Tuna Long Line
dengan fishing lainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar
umpan tidak rusak dan menyangkut dengan kuat.
Untuk
menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian yang
terkait pancing, antara lain :
a) Mata
tembus mata
10
b) Kepala
bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang
c) Bagian
punggung di bawah sirip punggung
Cara
pemasangan umpan yang baik diharapkan :
a) Umpan
terkait kuat, karena umpan tergantung dengan menahan arus, ikan umpan melekat
kuat.
b) Umpan
dapat melambai lebih baik, untuk memberi kesan bahwa ikan itu hidup bebas.
b. Alat Bantu Pengoperasian
KM. Bina Hasil Jaya 08 dilengkapi dengan peralatan bantu untuk navigasi, antara
lain :
1.
Kompas
basah
Kompas berfungsi sebagai
alat untuk menentukan haluan atau mempertahankan haluan yang di tuju.
2.
GPS
(global positioning system)
GPS adalah alat yangBerfungsi sebagai
penentu garis lintang dan bujur suatu benda serta menentukan posisi kapal,
selain itu dapat mengetahui kecepatan kapal untuk mengatur dalam penurunan alat
tangkap,dan lain lain.
3.
Radio
teleponi
Adalah sarana untuk
berkomunikasi di kapal dengan kapal lain atau dengan pihak darat yang dalam hal
ini adalah pimpinan perusahaan atau pengurus kapal.
1 2 3
11
4.
RDF
(Radio Direction and Finder)
Adalah alat untuk mendeteksi keberadaan
suatu stasiun radio serta membaring suatu stasiun. Namun umumnya dalam kapal long liner hanya di gunakan untuk
mendeteksi keberadaan Radio Buoy yang di pasang pada alat tangkap long line.
5.
Peta
serta alat penjangka peta
Menentukan
posisi kapal dengan cara memplotkan posisi lintang dan bujur dari GPS ke peta
tersebut,membuat track pelayaran,dan menentukan Fishing Ground.
6.
Radio
Buoy
Adalah
suatu stasiun radio pemancar frekuensi yang digunakan untuk memancarkan suatu
frekuensi agar dapat dibaring dan di
lacak oleh radio pendeteksi atau RDF.
c.
Alat Bantu Penangkapan
1.
Ganco
Alat yang digunakan untuk mengangkat
ikan keatas dek kapal.
2. Lampu Galaxi.
Lampu Galaxi digunakan untuk mencari radio buoy atau
pelampung tanda pada malam hari saat akan hauling, putusnya main line dll.
3.
Tombak
Alat yang digunakan untuk mematikan ikan, khususya ikan
hiu atau jenis ikan setuhuk yang memiliki tenaga lebih kuat dibanding jenis
ikan lainnya.
4.
Line Hauler
Digunakan untuk mempermudah
penarikan tali utama (main line).
5. Cincin Strum
Cincin yang terbuat dari kuningan atau baja terhubung
dengan kabel. Diunakan untuk mematikan atau mengurangi tenaga dari jenis ikan
tuna.
6.
Pisau
Digunakan untuk memproses
ikan.
7. Besi Suntik
Alat yang digunakan
untuk mematikan ikan setelah ikan diangkat keatas deck.
d.
Konstruksi Alat Tangkap
Long Line atau rawai tuna adalah jenis alat
tangkap yang menggunakan tali secara sambung menyambung atau terdiri dari satu
kesatuan tali utama (Main Line) serta dilengkapi tali cabang (Branch Line) pada
setiap sambungan antara tali utama (Main Line).
12
Konstuksi alat tangkap Tuna
Long Line.
Keterangan
Gambar :
- Radio buoy
- Tali buoy
- Mine line
- Tali pelampung merah
- Branch line
- Pelampung merah
- Pelampung putih
- Snaph
- Mata pancing
- Kili-kili
Cara-cara operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap tuna long line di KM. Bina Hasil Jaya 08 meliputi :
1.
Persiapan
a.
Persiapan di darat
Persiapan yang perlu dilakukan di darat sebelum kapal
berlayar, meliputi:
1. Persiapan perbekalan
2. Persiapan Surat – surat Kapal, seperti :
a Port Clearance (
Surat Ijin Berlayar )
b Sijil
Awak Kapal
c Pas
Tahunan
d Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP )
3. Pemeriksaan
Alat Tangkap
4. Pemeriksaan mesin
5. Pemasangan Lampu Galaxi
13
7.Persiapan Alat Bantu
b. Persiapan di Laut
Persiapan di Laut
dilakukan pada saat Kapal sedang menuju ke Fishing Ground, adapun yang harus
dilakukan antara lain :
1. Memperhatikan kondisi laut (cuaca)
2. Mempersiapkan
rangkaian branch line cadangan
3. Penentuan panjang alat tangkap.
4. Mempersiapkan
tali komponen – komponen cadangan alat tangkap.
2. Setting
(Penurunan Alat Tangkap)
Setting biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum atau pada saat matahari
terbit dan kira-kira puku. 07.00 sampai 13.00 waktu setempat atau ± 6 jam
lamanya. Adapun setting pada malam hari dimulai pukul. 17.00 sampai dengan 23.00
dan hal ini jarang terjadi. Berikut urutan Setting:
- Pembuang umpan, pembuang tali utama, pemasang snaph, standby, dan dinas jaga di posisinya. Nakhoda memberi aba-aba setting dimulai.
- Penurunan alat tangkap diawali dengan pembuangan Radio Buoy pertama yang telah diaktifkan pemancar frekuensinya yang sebelumnya sudah di sambung dengan tali utama menggunakan tali pelampung, kemudian setelah Radio Buoy hanyut maka tali utama akan terbawa.
- Umpan dipasang ke pancing bersamaan dengan pembuangan tali utama hingga ke sambungan antara tali utama selanjutnya, sebelum selesainya pemasangan umpan pemasangan snaph harus segera selesai terlebih dahulu agar umpan dibuang dalam keadaan tersambung dari tali cabang ke tali utama.
- Kemudian kegiatan ini dilakukan secara terus menerus hingga Radio buoy terakhir. Setting berjalan lancar apabila, Kemampuan dari pada ABK atau crew kapal pada saat itu baik dan trampil. Kondisi alam atau cuaca, stabilitas kapal, angin dan arus.
Gambar 1. Posisi Kapal saat Setting
14
3.
Hauling
- Persiapkan basket, pasang karung kedalam blong, dan alat bantu lainnya.
- Man Hauller, 2 orang penggulung, jaga blong, Processer, Icer, dan Standby kusutan bersiap di posisi masing-masing.
- Diawali dengan pencarian Radio Buoy oleh RDF. Setelah Radio Buoy diangkat ke atas deck lepas dari tali pelampung dan disimpan, masukan tali pelampung kedalam Line Hauler hingga tali utama naik kemudian masuk kedalam blong lalu lepas tali pelampung dari tali utama.
- Man Hauller mengendalikan Line Hauller memberi aba-aba tali cabang naik dalam keadaan kosong atau adanya ikan. Bila tali cabang kosong akan segera digulung ke dalam basket apabila ada ikan tali cabang harus segera disambung oleh snaph cadangan yang tersambung dengan tali panjang dan terikat pada tiang Line Hauller.
- Lepaskan snaph dan ikan selanjutnya dinaikan ke atas deck. Kegiatan ini dilakukan terus hingga selesai
Gambar 2. Posisi Kapal
Saat Hauling
4.
Handling (Penanganan Ikan)
Penanganan ikan tuna
-Setelah ikan di naikan ke atas deck kemudian ikan dimatikan
dengan cara ditusuk kepalanya hingga terkena sarafnya dan mati, atau dengan
menggunakan kayu balok dengan cara memukulkannya di bagian kepala ikan.
-Setelah ikan benar-benar mati, barulah dilakukan
pembersihan isi perut dengan cara mengeluarkannya lewat lubang insang. Caranya
dengan mengiris bagian dalam insang hingga insang bisa di tarik, kemudian pada
bagian anus disayat sedikit untuk memotong usus bagian dalam sehingga
memudahkan penarikan isi perut lewat lubang insang.
-Tahap selanjutnya
yaitu membersihkan ikan dari sisa-sisa darah dan kotoran yang lainnya dengan
cara pencucian.
15
-Setelah ikan benar-benar bersih, ikan di bungkus plastik
lalu di masukan ke palkah berisi air dingin bersuhu 1,2 - 1,3o C.
Penanganan
ikan lainnya
-Untuk
ikan selain tuna, penangannya cukup sederhana yaitu setelah ikan dinaikan ke
atas deck, ikan lalu dimatikan dan dibersihkan dari isi perut, insang dan
kotoran kemudian langsung dimasukan kedalam palkah freezer agar beku dan
disusun dengan rapih.
4.Fishing Ground
Daerah
fishing ground di sekitar sebelah
barat Laut Australia lepas yaitu, 18 – 26 Lintang Selatan dan 108 – 111 Bujur
Timur. Adapun syarat daerah fishing
ground alat tangkap long line meliputi :
a. Perairan laut lepas dan berkadar garam ± 30% /
Liter air laut.
b. Dasar
perairan yang cukup dalam dan perairan masih terjaga dari pencemaran.
Waktu
yang diperlukan dalam 1 trip biasanya paling cepat 2 bulan atau lebih. Kapal yang penulis ikuti selama praktik dilaut selama
88 hari yaitu dalam 1 Trip. Berdasarkan sumber data dan yang penulis alami,
Lama waktu di laut dipengaruhi oleh :
a. Perbekalan
b. Kapasitas
palkah
c. Kondisi
alam
d. Keadaan
kapal dan alat tangkap
e. Terbakarnya
kapal karena konsleting listrik
5.Hasil tangkapan
Jenis – jenis ikan yang tertangkap
diantaranya adalah :
Gambar 5. Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna
Long Line
16
Gambar 6. Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna
Long Line
Gambar 7. Jenis ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna Long Line
Gambar 8. Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna Long Line
17
6.Data
Musim Ikan
Berdasarkan
Hasil wawancara dengan bapak Radino Nakhoda dari KM. Bina Hasil Jaya 08 Berikut
data musim ikan
NO
|
BULAN
|
DAERAH
PERAIRAN
|
1
|
JANUARI DAN AGUSTUS
|
SAMUDERA INDONESIA TENGAH
|
2
|
FEBRUARI DAN MARET
|
SEBELAH BARAT
PULAU SUMATERA
|
3
|
APRIL
|
DAERAH ANDAMAN DAN NICOBAR
|
4
|
MEI,OKTOBER-DESEMBER
|
SEBELAH BARAT AUSTRALIA
|
5
|
JUNI DAN SEPTEMBER
|
NUSA TENGGARA
|
6
|
JULI DAN SEPTEMBER
|
SEBELAH SELATAN PULAU JAWA
|
18
BAB IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Penulis
dapat menarik kesimpulan dari laporan pengoperasian penangkapan ikan dengan
Tuna Long Line adalah sebagai berikut :
a.
Hasil tangkapan KM. Bina Hsal Jaya 08 ditujukan untuk
pemasaran eksport dan import dengan melalui PT Bandar Nelayan Anugerah yang
bekerja sama dengan Pemilik kapal.
b. Hasil tangkapan
alat tangkap Tuna Long Line ditujukan untuk menangkap jenis ikan demersal
Seperti ikan – ikan tuna, tetapi pada kenyataannya dalam pengoperasian
tertangkap pula ikan – ikan yang lain seperti Hiu, Setan dan Setuhuk.
4.2
Saran
Dari
hasil pengamatan praktek penulis, kami menyarankan antara lain :
a. Perlu adanya penambahan
peralatan penggulung Tali Cabang modern pada kapal agar kegiatan lebih efisien.
b. Perlu dicari terobosan-terobosan baru dalam marketing
untuk mencari harga yang kompetitif sehingga tidak tergantung pada satu pasar,
guna meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri.
4.3 Sumber Data
1. Bedasarkan pengalaman Penulis, Taruna Zaenal Mustofa
2. Siswanto
Sutoyo,
3. UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan
4. Radino, Nakhoda KM. Bina Hasil Jaya 08
6. www.google.com
19
RIWAYAT HIDUP
( Otografi )
Nama Lengkap : Zaenal Mustofa
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 15 juni 1994
Jenis Kelamin :Laki – laki
Sekolah : SD Negeri 2
Nanggela 2001 - 2007
SMP Negeri 2 Greged 2007 - 2010
STMPL / SMK Negeri 1 Mundu Cirebon 2010
-
Sekarang
Pekerjaan : Pelajar /
Taruna
Agama : Islam
Alamat : Jl. Imam
Bonjol
Dusun : Cikaramat
RT/RW : 002/001
Desa/Kel : Nanggela
Kecamatan : Greged
Kabupaten : Cirebon
Nama Orang Tua
Ayah : Alm H. Sahroni
Ibu : Hj. Maemunah
Pekerjaan Orang Tua :
Ayah : -
Ibu : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Cita - cita : Nakhoda, Guru
Produktif NKPI, Syahbandar
20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar