Kamis, 28 Mei 2015

Contoh Laporan Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) SMKN 1 Mundu Cirebon oleh Taruna ZAENAL MUSTOFA



LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN
ALAT TANGKAP “ TUNA LONG LINE”
PT. BANDAR NELAYAN ANUGERAH
PELABUHAN BENOA DENPASAR BALI









Disusun oleh :
NIS. 1011.1036








PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MUNDU
CIREBON
2012


LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI



Judul                                       : OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP “LONG LINE”
Nama                                     : Zaenal Mustofa
NIS                                         : 1011.1036
Kompetensi Keahlian             : NKPI
Kelas                                      : XII NKPI 1



Laporan ini telah disetujui oleh :





Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Mundu Cirebon





Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd.
NIP. 19601023 198503 1 006

Pembimbing





Hj. Elly Suneri, S. Pi
NIP. 19600817 198103 2 012






i
KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini sebagai salah satu kegiatan pasca Prakerin.
            Dengan diadakannya Prakerin siswa SMK Negeri 1 Mundu Cirebon telah memiliki keterampilan dalam bidang kelautan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja yang sebenarnya, sehingga diharapkan para lulusan bukan hanya sebagai employer tetapi dapat menjadi seorang enterpreneur dalam bidang perikanan.
            Penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1.    Bapak Drs. H. Wawan Siswandi, M.M.Pd., selaku Kepala SMKN 1 Mundu Cirebon. 
2.    Bapak Arief Setiyawan, S.Pi., selaku Wakasek Bidang Hubin.
3.    Bapak Suharta, S.Pi., selaku Ketua Pokja Prakerin.
4.    Bapak H. Bardianto, S.Pi., selaku Koordinator Kompetensi NKPI
5.    Ibu Hj. Elly Suneri, S.Pi selaku Pembimbing Pembuatan Laporan.
6.    Bapak Iyan Prada Pribowo selaku Pembimbing Lapangan.
7.    Bapak Radino selaku Nakhoda di tempat Penulis praktik.
Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan berguna bagi kita semua.


                                                                                                                  Cirebon, 3 Oktober 2012


                                                                                                                  Penyusun









ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang .................................................................................. 1
2.1        Tujuan ............................................................................................... 1
3.1        Batasan Masalah................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Manajemen............................................................................. 2
2.2 Tinjauan Teknis..................................................................................... 2
2.3  Tinjauan Kajian finansial..................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1  Perencanaan......................................................................................... 5
3.2  Struktur Kapal..................................................................................... 6
3.3  Pengkoordinasian................................................................................. 7
3.4  Pelaksanaan.......................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
4.1  Kesimpulan.......................................................................................... 19
4.2 Saran..................................................................................................... 19
4.3 Riwayat Hidup (Otografi Penulis) ....................................................... 20




iii
BAB I.  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                   Pembuatan Laporan Hasil Praktik Kerja Industri adalah salah satu tugas pasca prakerin yang wajib diselesaikan taruna/i SMKN 1 Mundu Cirebon tepatnya setelah kegiatan Prakerin di laksanakan. Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas pasca Praktik kerja Industri yang telah di tetapkan oleh sekolah juga sebagai syarat pendaftaran peserta Ujian Nasional.

1.2  Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini adalah :
1.    Tugas pasca prakerin
2.    Sebagai syarat pendaftaran peserta Ujian Nasional.
Tujuan dari praktik ini adalah :
  1. Untuk mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap Tuna Long Line dan penanganan hasil tangkap ikan di daerah Pelabuhan Benoa Denpasar, Bali.
  2. Untuk mengetahui kelayakan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan Tuna Long Line di Pelabuhan Benoa Denpasar, Bali.

1.3  Batasan Masalah
Aspek yang dibahas dalam penulisan laporan ini, adalah dibatasi pada :
1.      Kelayakan usaha penangkapan ikan ditinjau dari analisa finansial yaitu melalui perhitungan rugi laba.
2.      Pengoperasian alat tangkap Tuna Long Line
3.      Keterampilan pengoperasian alat navigasi.
4.      Penanganan hasil tangkap ikan di kapal











1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Manajemen
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya, mulai dari prapoduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan ( UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan ).
Penangkapan ikan adalah kegiatan  untuk memperoleh ikan diperairan yang tidak dalam keadaan di budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpanan, mendinginkan, menangani, mengolah dan atau mengawetkan ( UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan ).
Bila ditinjau dari sudut ekonomi dan sosialnya maka usaha perikanan di Indonesia dewasa ini mempunyai dualitas. yakni :
a.   Perikanan rakyat atau artisanal fisheris, usaha ini masih bersifat mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari ( Subtance type fisheris ).
b.   Perikanan usaha atau perikanan industri usaha ini sudah maju dan memiliki produktifitas yang tinggi.

2.2 Tinjauan Teknis
Desain alat penangkap ikan yang baik umumnya ditentukan oleh metoda, teknologi penangkapan, tujuan penangkapan dan jumlah hasil tangkap yang diperoleh.
Dan hasil tangkapan merupakan barometer keberhasilan penangkapan.  Bila hasil tangkapan menguntungkan dan sesuai dengan yang diharapkan maka desain alat penangkap ikan dianggap baik.
a.    Penurunan Alat Tangkap Tuna Long Line ( Setting )
Setting biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum atau pada saat matahari terbit dan kira-kira pukul.07.00 sampai 13.00 waktu setempat atau ± 6 jam lamanya. Adapun setting pada malam hari dimulai pukul.17.00 sampai dengan 23.00 dan hal ini jarang terjadi. Pembuang umpan, pembuang tali utama, pemasang snaph, standby, dan dinas jaga di posisinya. Penurunan alat tangkap diawali dengan  pembuangan  Radio Buoy pertama yang telah diaktifkan pemancar frekuensinya yang sebelumnya sudah di sambung dengan tali utama menggunakan tali pelampung, kemudian setelah Radio Buoy hanyut maka tali utama akan terbawa. Umpan dipasang ke pancing bersamaan dengan pembuangan tali utama hingga ke sambungan antara tali utama sebelum selesainya pemasangan umpan pemasangan snaph harus segera selesai terlebih dahulu agar umpan dibuang dalam keadaan tersambung dari tali cabang  ke tali utama. Kemudian kegiatan ini dilakukan secara terus menerus hingga Radio buoy terakhir.
2
b.    Waktu Tunggu ( Towing )
Selesainya setting kegiatan diisi dengan masa menunggu selama ± 5 jam. Kegiatan masa menunggu yaitu perbaikan kusutan, perbaikan rusaknya bagian tali cabang, dinas jaga bila kapal kembali ke tempat pembuangan awal. Makan, istirahat bila tugas dan pekerjaan selesai.
c.    Penarikan Alat Tangkap Tuna Long Line ( Haulling )
Persiapkan basket, pasang karung kedalam blong, dan alat bantu lainnya. Man hauller, 2 orang penggulung, jaga blong, processer, icer, dan standby kusutan bersiap di posisi masing-masing. Diawali dengan pencarian Radio Buoy oleh RDF. Setelah Radio Buoy diangkat ke atas deck lepas dari tali pelampung dan disimpan, masukan tali pelampung kedalam Line Hauler hingga tali utama naik kemudian masuk kedalam blong lalu lepas tali pelampung dari tali utama, , Man Hauller  mengendalikan Line Hauller memberi aba-aba tali cabang naik dalam keadaan kosong atau adanya ikan. Bila tali cabang kosong akan segera digulung ke dalam basket apabila ada ikan tali cabang akan segera disambung oleh snaph cadangan yang tersambung dengan tali panjang dan terikat pada tiang Line Hauller. Lepaskan snaph dan ikan selanjutnya dinaikan ke atas deck. Kegiatan ini dilakukan terus hingga  selesai
d.   Penanganan Hasil Tangkap di Kapal.

 Penanganan ikan tuna

-Setelah ikan di naikan ke atas deck kemudian ikan di matikan dengan cara ditusuk kepalanya hingga terkena sarafnya dan mati, atau dengan menggunakan kayu balok dengan cara memukulkannya di bagian kepala ikan.
-Setelah ikan benar-benar mati,barulah dilakukan pembersihan isi perut dengan cara mengeluarkannya lewat lubang insang. Caranya dengan mengiris bagian dalam insang hingga insang bisa di tarik,kemudian pada bagian anus di sayat sedikit untuk memotong usus bagian dalam sehingga memudahkan penarikan isi perut lewat lubang insang.
-Tahap selanjutnya yaitu membersihkan ikan dari sisa-sisa darah dan kotoran yang lainnya dengan cara pencucian.
-Setelah ikan benar-benar bersih, ikan di bungkus plastik lalu di masukan ke palkah berisi air dingin bersuhu 1,2 - 1,3o C.
Penanganan ikan lainnya
-Untuk ikan selain tuna, penangannya cukup sederhana yaitu setelah ikan di naikan ke atas deck,ikan lalu dimatikan dan dibersihkan dari isi perut,insang dan kotoran kemudian langsung dimasukan kedalam palkah freezer agar beku dan disusun dengan rapih.



3
2.3.    Tinjauan Kajian Finansial
Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Dewasa ini sudah banyak usahawan yang telah mencoba investasi jangka pendek  saja, namun ada pula usahawan yang berpotensi untuk jangka panjang. Usaha tersebut biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar.
Menurut Siswanto Sutoyo ( 1998 ), pada umumnya studi kelayakan mencakup aspek – aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen operasi proyek serta ekonomi dan keuangan.
Dalam analisa keuangan telah di kembangkan berbagai kriteria antara lain net present value dari benefit dan cost, internal rate of return, dan net benefit cost ratio.  Setiap kriteria dipakai untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek atau memberi urutan berbagai usulan presentasi.
Perhitungan rugi laba adalah perhitungan yang membandingkan antara total.
pendapatan atau penjualan hasil tangkapan yang diperoleh dalam periode tertentu dengan biaya operasi penangkapan dalam periode tertentu. Dikatakan rugi apabila total pendapatan lebih kecil dari pada biaya operasi penangkapan.





















4
BAB III.  PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN

3.1  Perencanaan
Dalam setiap operasi penangkapan ikan khususnya dengan menggunakan alat tangkap Long Line diperlukan adanya suatu perencanaan. Hal tersebut dikarenakan salah satu faktor keberhasilan suatu operasi penangkapan ditentukan oleh perencanaan sebelum dilaksanakannya operasi penangkapan. Tanpa perencanaan yang baik dan matang maka akan banyak kendala yang dihadapi. Perencanaan yang dilakukan meliputi persiapan di darat serta persiapan di laut.
Perencanaan untuk operasi penangkapan Tuna Long Line secara lengkap adalah sebagai berikut :
  1. Perbekalan
            Perbekalan yang disiapkan sebelum kapal berangkat / tolak ke fishing ground diantaranya adalah :
-  Bahan Bakar Kapal (solar)
-  Bahan Makanan (Konsumsi)
-  Umpan
-  Air Tawar
-  Oli Pelumas                                                   
Adapun rincian biaya yang harus dikeluarkan dalam pengadaan perbekalan ini antara lain :
Tabel 1.  Rincian Perbekalan KM. Bina Hasil Jaya 08
No
Jenis Pengeluaran
Jumlah (Rp)
1.
Bahan Bakar
a. Solar  65.000 lt x @Rp 7.800
b. Oli      50 lt x @Rp 30.000

507.000.000
1.500.000

2.
Bahan Makanan
17.000.000
3.
Air tawar
6.000.000
4.
Surat-surat kapal (perijinan)
500.000
5.
Perlengkapan perbaikan alat tangkap
25.500.000
6
Umpan
a. Lemuru 400 pack x @Rp 70.000
b. Layang 400 pack x @Rp. 120.000
c.Bandeng 400 pack x @Rp. 150.000

28.000.000
48.000.000
60.000.000
Total Pengeluaran
693.500.000






5
b.    Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa persiapan di darat (berupa penyiapan alat dan pengurusan perizinan) dan persiapan dilaut (sebelum tiba di fishing ground).

c.  Ploting Track Pelayaran
            Sebelum kapal bertolak idealnya dibuat suatu track pelayaran / rencana pelayaran yang dilukiskan dalam sebuah peta sebagai acuan pada saat kapal berlayar. Adapun track yang harus dibuat yaitu mulai dari kapal tolak dari pelabuhan (fishing base) sampai menuju fishing ground kemudian kembali lagi ke pelabuhan asal dengan selamat dengan memperhatikan beberapa faktor diantaranya yaitu kedalaman perairan, draft kapal, daerah fishing ground, daerah aman dari navigasi, dll. 
Untuk pengoperasian alat tangkap long line, fishing ground yang digunakaan  adalah :
1.Merupakan laut lepas dan dalam.
2.Perairan Bersih terhindar dari pencemaran.
3.Terdapat banyak ikan tuna, dilihat dari koreksi dan hasil tangkapan trip sebelumnya.


3.2 
Pemilik Kapal
Apui
Pengorganisasian pada KM Bina Hasil Jaya 08


Nakhoda
Radino
Wakil Nakhoda
S Amat Saur
Wakil Boss Man
Alfian
Icer
Feri Setiawan
Wakil KKM
Nopana Tulende
KKM
M Fachrudin
Processer
Fajar Riyan D
Koki
Saefulloh
Boss Man
Mifta Farid
Crew
Dian Santosa
Crew
Fery F
Crew
Safudin
Crew
Zaenal M
Crew
Edwan S
 



























6
3.3 Pengkoordinasian

                        Setiap kapal yang akan berlayar harus dilengkapi dengan surat-surat dokumen kapal yang lengkap. Koordinasi dengan lembaga terkait antara pihak kapal dengan Syahbandar meliputi : Surat Ukur, Surat Kesempurnaan Kapal, Pas Tahunan, Surat Laik Laut, Surat Ijin Berlayar. Dan koordinasi antara pihak kapal dengan Departemen Kelautan dan Perikanan meliputI : Surat Ijin Usaha Penangkapan, Surat Ijin Kapal Penangkapan Ikan, dan Surat Ijin Perikanan, Dan dokumen crew kapal meliputi : Sijil Awak Kapal, Salinan PKL, Pas Kesehatan, Ankapin / SKK 60 mil dll.

3.4 Pelaksanaan
 Operasi penangkapan pada hakikatnya dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kendatipun kadang – kadang terjadi perubahaan karena kondisi fishing ground yang tidak sesuai dengan hasil sebelumnya. Pada kondisi fishing ground yang berubah, maka nakhoda menentukan fishing ground  yang baru setelah berkonsultasi melalui alat komunikasi dengan stasion pengendali di darat dan juga setelah mendapat informasi dari kapal  lainnya yang sedang beroperasi. Jika lokasi fishing ground sudah didapatkan maka operasi penangkapan dimulai dan kemudian keberhasilan operasi sangat ditentukan dari skill crew kapal dan desain alat tangkap yang di gunakan.
Sarana penangkapan yang digunakan selama praktek pada KM.Bina Hasil Jaya 08 adalah sebagai berikut :

      a. Kapal Long Line (Long Liner)
Kapal yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap Long Line adalah kapal mesin yang terbuat dari kayu dan pada bagian bagian tertentu dilapisi oleh fiber. Kapal Long Line harus memiliki syarat-syarat sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan.

Beberapa syarat Kapal Long Line adalah sebagai berikut :
  1. Geladak harus dibuat berkisar 1 meter dari permukaan dek, baik lambung kiri ataupun kanan.
  2. Memiliki konstruksi kapal yang baik agar dapat stabil pada saat olah gerak kapal dan pengoperasian alat tangkap Tuna Long Line.
  3. Di Beri satu pintu yang dapat dibuka pada saat hauling atau disebut gang way Guna untuk memudahkan pengangkatan ikan ke atas deck.
Data-data Kapal yang penulis ikuti
Nama Kapal                :   KM. Bina Hasil Jaya 08
Kebangsaan                :   Indonesia   
Jenis Kapal                 :   Long Liner
Tonage                        :   85 GT
7
Tanda Selar                :   GT 85  No.986FP
                                        2004GA No.5318/Na
Tempat Pembuatan    :   Bali
Bahan Kapal               :   Kayu, besi, dan fiber
Main Engine ( M/E )    :   MITSUBISHI
Kekuatan Mesin          :   370 PK
Bahan Bakar               :   Solar
Kapasitas Palkah        :   50 GT
Panjang                       :   24 meter
Lebar                           :   6 meter
Dalam                         :   3 meter

Berikut gambar kapal tampak samping :

Keterangan gambar :
  1. Ruang Nahkoda
  2. Ruang Boss Man
  3. Ruang ABK
  4. Ruang alat tangkap
  5. Dapur
  6. Ruang KKM
  7. Tengki minyak
  8. Palkah (Umpan / es)
  9. Palkah ikan
  10. Palkah (Sayuran / perbekalan)
  11. Line hauler



8
Berikut gambar kapal tampak atas :
Keterangan gambar :
  1. Ruang Nahkoda
  2. Ruang Bos Man
  3. Ruang ABK
  4. Ruang alat tangkap
  5. Dapur
  6. Ruang KKM
  7. Tengki minyak
  8. Palkah (Umpan / es)
  9. Palkah ikan
  10. Palkah (Sayuran / perbekalan)
  11. Line hauler

a.  Umpan
Berikut adalah syarat – syarat umpan, diantaranya :
1.    Ditinjau dari segi teknis :
a)      Terdiri dari satu ikan utuh
b)      Warna kontras, mengkilat (hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan tuna atau sejenisnya.
c)      Panjang antara 15 – 25 cm, lebar 2- 5 cm
d)      Leher kuat dan daging ulet
e)      Mempunyai bau segar yang menyolok.
2.    Ditinjau dari segi ekonomis :
a)    Mudah didapat dalam jumlah banyak
b)    Harganya murah
c)    Tahan lama pengawetan denga cara pembekuan



9
Jenis Umpan :
            Selain itu, untuk memenuhi keberhasilan dalam penangkapan, maka hal yang harus diperhatikan adalah jenis umpan.
            Jenis umpan yang sering dipakai dalam alat tangkap long line, diantaranya:
a)      Cumi – cumi, merupakan jenis umpan tuna terbaik, namun harganya mahal dan jumlahnya pun terbatas.
b)      Sarden/lemuru (sardinella longiceps), memiliki leher pendek dan  kurang kuat.
c)      Ikan Bandeng (Chanos – Chanos), ikan ini memiliki warna yang kontras mengkilap sehingga baik untuk umpan.
d)      Ikan Layang merupakan jenis umpan yang mempunyai leher kuat keras, sehingga tidak mudah lepas dari mata pancing, namun sulit untuk pemasangan umpan pada mata pancing saat beku dibandingkan dengan umpan lainnya.
.

Pemasangan  Umpan
Pemasangan umpan pada Tuna Long Line dengan fishing lainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar umpan tidak rusak dan menyangkut dengan kuat.
Untuk menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian yang terkait pancing, antara lain :
a)      Mata tembus mata
10
b)      Kepala bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang
c)    Bagian punggung di bawah sirip punggung
Cara pemasangan umpan yang baik diharapkan :
a)    Umpan terkait kuat, karena umpan tergantung dengan menahan arus, ikan umpan melekat kuat.
b)    Umpan dapat melambai lebih baik, untuk memberi kesan bahwa ikan itu hidup bebas.
b.  Alat Bantu Pengoperasian
KM. Bina Hasil Jaya 08 dilengkapi dengan peralatan bantu untuk navigasi, antara lain :
1.    Kompas basah
Kompas berfungsi sebagai alat untuk menentukan haluan atau mempertahankan haluan yang di tuju.
2.    GPS (global positioning system)
     GPS adalah alat yangBerfungsi sebagai penentu garis lintang dan bujur suatu benda serta menentukan posisi kapal, selain itu dapat mengetahui kecepatan kapal untuk mengatur dalam penurunan alat tangkap,dan lain lain.
3.    Radio teleponi
Adalah sarana untuk berkomunikasi di kapal dengan kapal lain atau dengan pihak darat yang dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan atau pengurus kapal.
            1                                              2                                                          3
11
4.    RDF (Radio Direction and Finder)
     Adalah alat untuk mendeteksi keberadaan suatu stasiun radio serta membaring suatu stasiun. Namun umumnya dalam kapal long liner hanya di gunakan untuk mendeteksi keberadaan Radio Buoy yang di pasang pada alat tangkap long line.
5.    Peta serta alat penjangka peta
Menentukan posisi kapal dengan cara memplotkan posisi lintang dan bujur dari GPS ke peta tersebut,membuat track pelayaran,dan menentukan Fishing Ground.
6.    Radio Buoy
Adalah suatu stasiun radio pemancar frekuensi yang digunakan untuk memancarkan suatu frekuensi  agar dapat dibaring dan di lacak oleh radio pendeteksi atau RDF.

c.    Alat Bantu Penangkapan
1.    Ganco
Alat yang digunakan untuk mengangkat ikan keatas dek kapal.
2.    Lampu Galaxi.
Lampu Galaxi digunakan untuk mencari radio buoy atau pelampung tanda pada malam hari saat akan hauling, putusnya main line dll.
3.    Tombak
Alat yang digunakan untuk mematikan ikan, khususya ikan hiu atau jenis ikan setuhuk yang memiliki tenaga lebih kuat dibanding jenis ikan lainnya.
4.    Line Hauler
Digunakan untuk mempermudah penarikan tali utama (main line).
5.    Cincin Strum
Cincin yang terbuat dari kuningan atau baja terhubung dengan kabel. Diunakan untuk mematikan atau mengurangi tenaga dari jenis ikan tuna.
6.    Pisau
Digunakan untuk memproses ikan.
7.    Besi Suntik
Alat yang digunakan untuk mematikan ikan setelah ikan diangkat keatas deck.

      d. Konstruksi Alat Tangkap
Long Line atau rawai tuna adalah jenis alat tangkap yang menggunakan tali secara sambung menyambung atau terdiri dari satu kesatuan tali utama (Main Line) serta dilengkapi tali cabang (Branch Line) pada setiap sambungan antara tali utama (Main Line).




12
Konstuksi alat tangkap Tuna Long Line.
Keterangan Gambar :
  1. Radio buoy
  2. Tali buoy
  3. Mine line
  4. Tali pelampung merah
  5. Branch line
  6. Pelampung merah
  7. Pelampung putih
  8. Snaph
  9. Mata pancing
  10. Kili-kili

Cara-cara operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap tuna long line di KM. Bina Hasil Jaya 08 meliputi :

1.  Persiapan
     a. Persiapan di darat
Persiapan yang perlu dilakukan di darat sebelum kapal berlayar, meliputi:
1.    Persiapan perbekalan
2.    Persiapan Surat – surat Kapal, seperti :
a      Port Clearance ( Surat Ijin Berlayar )
b      Sijil Awak Kapal
c      Pas Tahunan
d      Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP )
3.    Pemeriksaan Alat Tangkap
4.   Pemeriksaan mesin
5.   Pemasangan Lampu Galaxi
13
7.Persiapan Alat Bantu

      b. Persiapan di Laut
      Persiapan di Laut dilakukan pada saat Kapal sedang menuju ke Fishing Ground, adapun yang harus dilakukan antara lain :
1.    Memperhatikan kondisi laut (cuaca)
2.    Mempersiapkan rangkaian branch line cadangan
3.    Penentuan panjang alat tangkap.
4.    Mempersiapkan tali komponen – komponen cadangan alat tangkap.
  
2. Setting  (Penurunan Alat Tangkap)
Setting biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum atau pada saat matahari terbit dan kira-kira puku. 07.00 sampai 13.00 waktu setempat atau ± 6 jam lamanya. Adapun setting pada malam hari dimulai pukul. 17.00 sampai dengan 23.00 dan hal ini jarang terjadi. Berikut urutan Setting:
  1. Pembuang umpan, pembuang tali utama, pemasang snaph, standby, dan dinas jaga di posisinya. Nakhoda memberi aba-aba setting dimulai.
  2. Penurunan alat tangkap diawali dengan  pembuangan  Radio Buoy pertama yang telah diaktifkan pemancar frekuensinya yang sebelumnya sudah di sambung dengan tali utama menggunakan tali pelampung, kemudian setelah Radio Buoy hanyut maka tali utama akan terbawa.
  3. Umpan dipasang ke pancing bersamaan dengan pembuangan tali utama hingga ke sambungan antara tali utama selanjutnya, sebelum selesainya pemasangan umpan pemasangan snaph harus segera selesai terlebih dahulu agar umpan dibuang dalam keadaan tersambung dari tali cabang  ke tali utama.
  4. Kemudian kegiatan ini dilakukan secara terus menerus hingga Radio buoy terakhir. Setting berjalan lancar apabila, Kemampuan dari pada ABK atau crew kapal pada saat itu baik dan trampil. Kondisi alam atau cuaca, stabilitas kapal, angin dan arus.





                  
  



                                        
Gambar 1. Posisi Kapal saat Setting

14
3.    Hauling
  1. Persiapkan basket, pasang karung kedalam blong, dan alat bantu lainnya.
  2. Man Hauller, 2 orang penggulung, jaga blong, Processer, Icer, dan Standby kusutan bersiap di posisi masing-masing.
  3. Diawali dengan pencarian Radio Buoy oleh RDF. Setelah Radio Buoy diangkat ke atas deck lepas dari tali pelampung dan disimpan, masukan tali pelampung kedalam Line Hauler hingga tali utama naik kemudian masuk kedalam blong lalu lepas tali pelampung dari tali utama.
  4. Man Hauller  mengendalikan Line Hauller memberi aba-aba tali cabang naik dalam keadaan kosong atau adanya ikan. Bila tali cabang kosong akan segera digulung ke dalam basket apabila ada ikan tali cabang harus segera disambung oleh snaph cadangan yang tersambung dengan tali panjang dan terikat pada tiang Line Hauller.
  5. Lepaskan snaph dan ikan selanjutnya dinaikan ke atas deck. Kegiatan ini dilakukan terus hingga  selesai











             



                                                                                                 
Gambar 2. Posisi Kapal Saat Hauling

4. Handling (Penanganan Ikan)

Penanganan ikan tuna

-Setelah ikan di naikan ke atas deck kemudian ikan dimatikan dengan cara ditusuk kepalanya hingga terkena sarafnya dan mati, atau dengan menggunakan kayu balok dengan cara memukulkannya di bagian kepala ikan.
-Setelah ikan benar-benar mati, barulah dilakukan pembersihan isi perut dengan cara mengeluarkannya lewat lubang insang. Caranya dengan mengiris bagian dalam insang hingga insang bisa di tarik, kemudian pada bagian anus disayat sedikit untuk memotong usus bagian dalam sehingga memudahkan penarikan isi perut lewat lubang insang.
-Tahap selanjutnya yaitu membersihkan ikan dari sisa-sisa darah dan kotoran yang lainnya dengan cara pencucian.

15
-Setelah ikan benar-benar bersih, ikan di bungkus plastik lalu di masukan ke palkah berisi air dingin bersuhu 1,2 - 1,3o C.
Penanganan ikan lainnya
-Untuk ikan selain tuna, penangannya cukup sederhana yaitu setelah ikan dinaikan ke atas deck, ikan lalu dimatikan dan dibersihkan dari isi perut, insang dan kotoran kemudian langsung dimasukan kedalam palkah freezer agar beku dan disusun dengan rapih.

4.Fishing Ground

                  Daerah fishing ground di sekitar sebelah barat Laut Australia lepas yaitu, 18 – 26 Lintang Selatan dan 108 – 111 Bujur Timur. Adapun syarat daerah fishing ground alat tangkap long line meliputi :
a.     Perairan laut lepas dan berkadar garam ± 30% / Liter air laut.
b.    Dasar perairan yang cukup dalam dan perairan masih terjaga dari pencemaran.
                  Waktu yang diperlukan dalam 1 trip biasanya paling cepat 2 bulan atau lebih. Kapal yang penulis ikuti selama praktik dilaut selama 88 hari yaitu dalam 1 Trip. Berdasarkan sumber data dan yang penulis alami, Lama waktu di laut dipengaruhi oleh :
a.    Perbekalan
b.    Kapasitas palkah
c.    Kondisi alam
d.    Keadaan kapal dan alat tangkap
e.    Terbakarnya kapal karena konsleting listrik

5.Hasil tangkapan

            Jenis – jenis ikan yang tertangkap diantaranya adalah :
 

Gambar 5. Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna Long Line



16

Gambar 6. Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna Long Line
Gambar 7. Jenis ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna Long Line
                     Gambar 8. Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Alat Tangkap Tuna Long Line








17

6.Data Musim Ikan
                   Berdasarkan Hasil wawancara dengan bapak Radino Nakhoda dari KM. Bina Hasil Jaya 08 Berikut data musim ikan
NO
BULAN
DAERAH PERAIRAN
1
JANUARI DAN AGUSTUS
SAMUDERA INDONESIA TENGAH
2
FEBRUARI DAN MARET
SEBELAH BARAT  PULAU SUMATERA
3
APRIL
DAERAH ANDAMAN DAN NICOBAR
4
MEI,OKTOBER-DESEMBER
SEBELAH BARAT AUSTRALIA
5
JUNI DAN SEPTEMBER
NUSA TENGGARA
6
JULI DAN SEPTEMBER
SEBELAH SELATAN PULAU JAWA



18
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1   Kesimpulan
Penulis dapat menarik kesimpulan dari laporan pengoperasian penangkapan ikan dengan Tuna Long Line adalah sebagai berikut :
a.     Hasil tangkapan KM. Bina Hsal Jaya 08 ditujukan untuk pemasaran eksport dan import dengan melalui PT Bandar Nelayan Anugerah yang bekerja sama dengan Pemilik kapal.
b.   Hasil tangkapan alat tangkap Tuna Long Line ditujukan untuk menangkap jenis ikan demersal Seperti ikan – ikan tuna, tetapi pada kenyataannya dalam pengoperasian tertangkap pula ikan – ikan yang lain seperti Hiu, Setan dan Setuhuk.

4.2  Saran
Dari hasil pengamatan praktek penulis, kami menyarankan antara lain :
a.    Perlu adanya penambahan peralatan penggulung Tali Cabang modern pada kapal agar kegiatan lebih efisien.
b.    Perlu dicari terobosan-terobosan baru dalam marketing untuk mencari harga yang kompetitif sehingga tidak tergantung pada satu pasar, guna meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri.
4.3 Sumber Data
1. Bedasarkan pengalaman Penulis, Taruna Zaenal Mustofa
2. Siswanto Sutoyo,
3. UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan
4. Radino, Nakhoda KM. Bina Hasil Jaya 08
6. www.google.com











19
RIWAYAT HIDUP
( Otografi )

Nama Lengkap                       : Zaenal Mustofa
Tempat/ Tanggal Lahir            : Cirebon, 15 juni 1994
Jenis Kelamin                         :Laki – laki
Sekolah                                   : SD Negeri 2 Nanggela 2001 - 2007
                                                  SMP Negeri 2 Greged 2007 - 2010
                                                  STMPL / SMK Negeri 1 Mundu Cirebon 2010 - 
                                                  Sekarang
Pekerjaan                                : Pelajar / Taruna
Agama                                                : Islam
Alamat                                     : Jl. Imam Bonjol
Dusun              : Cikaramat
RT/RW            : 002/001
Desa/Kel         : Nanggela
Kecamatan     : Greged
Kabupaten       : Cirebon
Nama Orang Tua                   
Ayah                : Alm H. Sahroni
Ibu                   : Hj. Maemunah
Pekerjaan Orang Tua             :
Ayah                                        : -
Ibu                                           : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Cita - cita                                 : Nakhoda, Guru Produktif NKPI, Syahbandar










20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar