Kamis, 28 Mei 2015

SEJARAH SINGKAT LAKSAMAN KEUMALAHAYATI


SEJARAH SINGKAT LAKSAMANA KEUMALAHAYATI
AMBALAN MALAHAYATI GUDEP 20-006

PANGKALAN SMK NEGERI I MUNDU CIREBON

 



Pada abad 16 lahir pejuang dari Aceh yang bernama Keumalahayati lebih di kenal dengan nama Malahayati. Keumala dalam bahasa Aceh berarti batu yang indah dan bercahaya. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya bernama Laksamana Muhamad Said Syah dan Sultan Hasanudin Syah yang memerintah th 1530-1539 M,anak dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530) pendiri Kerajaan Aceh.Darusalam.karena ayah dan kakek Malahayati adalah Laksamana Angkatan Laut,Malahayati memiliki bakat dan jiwa bahari.

Sekitar tahun 1568-1569 M Berdirilah Akademi Militer yang kemudian Malahayati menjadi seorang Taruni pada Akademi Militer jurusan laut .Malahayati memiliki senior yang kemudian merela menikah,Malahayati memperoleh kehormatan dan kepercayaan dari Sultan Alaidin Riyat Syah Al Mukamil (1589-1604) diangkat sebagai Komandan Proteksi Istana Dunia-dunia.

Pada waktu itu tahun(1589-1604)terjadi pertempuran laut yang dashyat antara Armada Selat Malaka Aceh dipimpin Sultan Al Mukamil dengan dibantu 2 orang Laksamana.
Armada Portugis hancur,sementara 2 orang Laksamana Aceh(Suami Malahayati)bersama 1000 Prajurit Wafat sebagai Kusuma Bangsa.
Malahayati kemudian mengajukan permohonan membentuk armada Aceh yang prajuritnya para wanita janda  (Armada Inong Balle) kepada Sultan Al Mukamil kemudian di setujui.Nama Pangkalannya adalah Teluk Lamreh Kreung Raya.Yang beranggotakan 1000 orang janda muda.Kemudian perbesar menjadi 2000 orang yang ada juga gadis-gadis muda yang gagah berani.

John Dawis dari Inggris berkunjung ke Aceh sewaktu Malahayati menjadi Panglima Armada menyebutkan bahwa Aceh waktu itu memiliki perlengkapan armada laut yang terdiri dari 100 buah kapal perang(Gaky),diantaranya ada yang kapasitas muatan antara 400-500 penumpang.Adapun pemimpinnya adalah Malahayati.termasuk kekuatan Armada Angkatan Laut Aceh terkuat di Asia Tenggara.

Pada tanggal 22 Juni 1596 M ada 4 buah kapal Belanda dibawah pimpinan Cornelis De Hout Man berlabuh di Pelabuhan Banten. Pada pelayaran yang ke-2 Cornelis De Hout Man dan Frederijk De Hout Man tanggal 21 Juni  1599 berlabuh di Banda Aceh dan di terima layaknya kapal dagang. Namun ke-2 bersaudara itu berkhianat mereka membuat manipulasi dagang,mengacau,menghasut, dsb.
Kemudian Sultan menugaskan Panglima Armada Inong Balle Malahayati,Armada Imnong Balle menyerbu Kapal Belanda.Pertempuran satu lawan satu di menangkan oleh Malahayati karena terbunuhnya Cornelis De Hout Man dan sementara Fredijk De Hout Man di tawan selama 2 tahun.
Selain sebagai Panglima Armada AL Malahayati pernah diangkat Sultan Aceh sebagai Komandan Pasukan Wanita pengawal istana.Dia juga seorang diplomat dan perunding yang handal.

Pada tanggal 31 Juni 1601 dibawah pimpinan Laksamana Jacob Van Neck Prins Maurits mengirim surat kepada Sultan Saidi/Mukamil yang berisi permintaan maaf dan meminta supaya Frederijk De Hout Man di bebaskan .
Rombongan utusan Prins Maurits diiringi 4 buah kapal masing-masing Zeelandia,Middelborg,Langhe Bracke dan Sonne di bawah pimpinan Gerard De Roy dan Lauren Bicker tgl 23 Agustus 1601.Perundingan antara Laksamana Lauren Bicker dan Komisaris Gerard De Roy dengan Laksamana Malahayati membawa hasil berupa:

  1. Terwujudnya perdamaian antara Belanda dengan Aceh
  2. Frederijk De Hout Man di bebaskan dari tahanan
  3. Belanda Harus membayar kerugian kapal – kapal Aceh yang dibajak oleh Van Gaerden sebesar 50.000 Golden.
  4. Untuk membalas Ikhtikad Belanda Sultan Aceh mengirim 3 orang utusan yaitu Abdul Hamid, Laksamana Sri Muhammad, dan Mir Hasan berangkat bersama utusan Belanda

Ratu Elisabeth I ( 1558-1603) dari Inggris mengirim Laksamana Sir James Lan Chaster unuk menyampaikan surat kepada Sultan Aceh. Dan disambut Malahayati yang tiba di Aceh pada tanggal 6 Juni 1602 membawa hasil yang baik.
Malahayati bersumpah di depan Sultan Alauddin Riyat Syah bahwa Ia bersumpah kepada Allah SWT. Insya Allah Ia akan berjuang  sampai tetes darah penghabisan. Sumpah yang diucapkan dikabulkan oleh Allah SWT. Ia gugur dalam pertempuran di laut, teluk Kreung Raya melawan Portugis.

Zenajah Malahayati ( Pahlawan Puteri Kerajaan Aceh Darussalam ) dimakamkan di Lereng Bukit kota dalam, terletak di desa Nelayan Kreung Raya, sekitar 34 KM dari kota Banda Aceh, dimakamnya terdapat 2 makam berdampingan yaitu makam Laksamana Malahayati dan makam Laksamana Muda Cut Meurah Inseun, wakil Malahayati.



Sebagai penghormatan Negara Republik Indonesia terhadap perjuangan Laksamana Malahayati maka Indonesia mengabadikan nama Malahayati untuk Pelabuhan Samudera di Kreung Raya Aceh. Selain itu berdasarkan surat keputusan MenHanKam / Pangab No.Skep /1487/XI/1977 tanggal 15 November 1977 nama Malahayati diabadikan untuk sebuah Korvet TNI-AL dengan No. lambang 362 Korvet KRI Malahayati ini masuk dalam jajaran Kapal Perang TNI-AL buatan Belanda 1977.

   
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar